Maradona dan Kegagalannya

Argentina jadi bulan-bulanan Panser Jerman dengan empat gol tanpa balas, padahal skuad Tango bertabur bintang. Kegagalan ini langsung disambut Media Argentina dengan kritik pedas pada Maradona.

Tidak ada lagi yang bisa dilakukan Diego Maradona untuk Timnas Argentina. Harapan menjadi juara sirna setelah Tim Tango dihempaskan Jerman 0-4 pada perempatfinal Piala Dunia 2010.

Seperti beberapa pelatih lainnya, Maradona akan mengumumkan pengunduran dirinya sebagai pelatih, Minggu (4/7). Hal itu langsung dipertimbangkan setelah Argentina mengalami kekalahan memalukan.
Saat ini, rencana mengundurkan diri belum terpikirkan oleh dirinya. Namun dia akan bertanggung jawab atas kegagalan Argentina.
"Saat ini saya kehabisan energi. Dengar, saya akan mundur besok (hari ini red-), tapi yang penting kami menunjukkan kepada dunia bagaimana kami bermain tanpa rasa takut atau masalah," kata Maradona seperti dilansir reuters.
"Kami harus berpikir panjang dan keras tentang apa yang akan kami lakukan. Saya tidak tahu apa yang saya sudah lakukan. Yang jelas, saya tidak ingin memikirkannya," lanjut pemilik gelar Gol Tangan Tuhan itu.
"Kami harus berbicara dengan keluarga dan dengan pemain. Saya tahu sepakbola adalah tentang membahagiakan penggemar, mencari kemenangan dan gaya bermain. Argentina tidak memiliki gaya lain," pungkasnya.
Dengan hasil akhir yang mengecewakan ini, media tak hentinya terus menyorot Argentina yang gagal dibawah kepelatihan Maradona.
“Argentina pulang setelah kekalahan besar,” tulis harian Clarin, seperti dikutip The Straits Times, Minggu (4/7).
Harian Clarin menulis salah satu kesalahan besar yang terlihat di lapangan adalah tidak efektif nya Lionel Messi selama pertandingan. Karena Maradona memberi tugas yang salah pada Messi.
 “Dia terlalu banyak menunggu di belakang dan meninggalkan turnamen tanpa mencetak gol sekali pun.”
Sementara kritik La Nacion tak kalah tajam. Jerman, menurut harian itu, telah menelanjangi setiap sisi kekurangan Argentina.
"Jerman menelanjangi setiap kekurangan Argentina meski Carlos Tevez, Messi atau (Gonzalo) Higuain sedang dalam performa terbaik mereka,” tulisnya.
Penampilan skuad Joachim Low memang impresif dan patut mendapat acungan jempol. Usai membantai dua raksasa, dengan skor telak, pujian dari media Jerman berhamburan di headline hari ini, waktu setempat.
 “1954, 1974, 1990…” tulis judul headline Tagesspiegel, merujuk pada tiga gelar juara Piala Dunia yang pernah diraih Jerman, dengan harapan 2010 ini gelar itu bisa bertambah.
 “Terima kasih Pahlawan,” Bild am Sonntag, di halaman pertamanya, dengan gambar wajah murung pelatih Argentina Diego Maradona dan PM Jerman Angela Merkel tersenyum sumringah.
 “Ya, kalian adalah pahlawan. Ya, kami tidak akan melupakan mu. Ya, kami sampai di semifinal,” tambah surat kabar itu.
 “Sulit dipercaya, luar biasa. Tak ada kata-kata lagi. Sepakbola sedang tersenyum kepada Jerman. Kami mengalahkan Argentina 4-0, kami sampai di semifinal dan kami bermain sepakbola terindah di dunia.”
The Berliner Kurier mendedikasikan halaman bagi Joachim Low, menyanjungnya setinggi langit sebagai warga negara terhormat dengan secara hiperbola menyarankan pembacanya untuk memanggil anak laki-laki mereka dengan sebutan Jogi.
 “Panggil anak mu Jogi,” merujuk panggilan Joachim Low. “Kemenangan termanis sepanjang waktu,” tambah Koran itu.
 “Tidak ada seorang pun mendatangi kami dan berteriak ’Bangun, buka mata mu, ini hanya sebuah mimpi?.’
Sementara Bild, sepertinya tidak mampu menahan godaan untuk mengejek Maradona, yang sempat melancarkan perang urat saraf sebelum pertandingan di mulai.
 “Cry for me Argentina,” tulis Koran itu dengan memajang foto Maradona menangis di pundak anak perempuannya, di bawah tatapan Low.
Tabloid Welt am Sonntag menulis. ”Ooh, sangat luar biasa!” dengan menulis ‘gooood’ seperti suara vuvuzela yang panjang.
 “Jerman adalah Tango terindah,” tulis Koran itu. ”Dunia sepakbola ada di bawah kaki Jerman.”
Selain larut dalam euforia, media di Jerman juga memberikan perhatian terhadap laga selanjutnya versus Spanyol. Mereka begitu bersemangat untuk membalaskan dendam kekalahan di Piala Eropa 2008.
 “Tim Spanyol tidak membuat kami takut,” tulis Bild penuh percaya diri, karena melihat Spanyol hanya mampu unggul 1-0 atas Paraguay di perempat final. (okz)

No comments:

Post a Comment

Generation Of Computer

↑ Grab this Headline Animator